Tampilkan postingan dengan label Jusuf Kalla. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Jusuf Kalla. Tampilkan semua postingan

Jokowi: Jurnalisme Dunia Berhadapan dengan Berita Hoax


Presiden Joko Widodo atau Jokowi mengatakan, tantangan dunia jurnalistik saat ini terus berubah. Belakangan, jurnalisme di Indonesia bahkan dunia, harus berhadapan dengan berita bohong alias hoax.

"Jurnalisme dunia pada hari ini menghadapi tantangan yang paling besar dalam perjalanannya. Berita-berita hoax, berita-berita palsu, ujaran kebencian yang kita lihat dan pertumbuhan populasi menjadi tantangan bagi para jurnalis di seluruh dunia," kata Jokowi pada acara World Press Freedom Day 2017 di JCC, Senayan, Jakarta, Rabu (3/5/2017).

Sejak reformasi, kata Jokowi, media yang bebas dan bersemangat telah memainkan peran penting dalam mendukung pemerintahan. Media memiliki akuntabilitas yang baik, memerangi korupsi, dan membuat masyarakat terhibur.

Beberapa pengamat sempat menyebutkan dunia akan kiamat ketika berita bohong dan ujaran kebencian mendominasi. Tapi, tidak bagi Jokowi.

"Saya mengatakan kepada mereka, Anda terlalu muda untuk mengingat. Kami akan mengatasinya, kami telah melakukannya dulu dan kami dapat melakukannya lagi," pungkas Jokowi.

Soal Demo Mahasiswa di Rumah SBY, Ini Kata Wapres Jusuf Kalla


Wakil Presiden Jusuf Kalla menanggapi curahan hati Presiden ke-6 Indonesia Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) soal demonstrasi di kediamannya. Kalla mengatakan, demonstrasi tak tepat ditujukan kepada SBY. "Kalau saya baca itu kan tidak relevan juga dengan pak SBY," kata Kalla di Hotel Mercure, Ancol, Jakarta Utara, Selasa 7 Februari 2017.

Kalla mengatakan, demonstrasi di kawasan Kuningan itu meneriakkan persoalan suku, agama, ras, dan antargolongan (SARA). Padahal, SBY diketahui tak pernah bicara tentang SARA. Kalla juga mengaku heran demonstrasi bisa dilakukan di depan kediaman mantan orang nomor satu di Tanah Air.  "Itu pertanyaan juga, isunya tidak ada yang berhubungan dengan pak SBY malah," ucap Kalla.

Ketua Jambore Mahasiswa di Cibubur, Septian dari Universitas Muhammadiyah Tangerang, mengatakan aksi ke rumah presiden ke-6 Indonesia, Susilo Bambang Yudhoyono (SBY), Senin, 6 Februari 2017, direncanakan di arena jambore. Septian mengatakan demo ratusan mahasiswa peserta jambore itu tidak ditunggangi aktor politik.

"Aksinya direncanakan setelah hari kedua (jambore). Kami musyawarah mufakat. Kemudian, ada gagasan serta ide yang dikeluarkan, dirumuskan. Makanya kami berangkat untuk aksi," kata Septian saat dihubungi Tempo, Selasa, 7 Februari 2017.

Septian mengatakan aksi itu murni direncanakan dan disepakati seluruh mahasiswa dalam jambore tersebut. Menurut dia, aksi itu bukanlah unjuk rasa karena hanya sekadar membagikan selebaran berisi empat poin tuntutan mereka.

Adapun isi empat isi tuntutan tersebut, yaitu menolak dan melawan isu SARA dan seluruh upaya adu domba rakyat, menanamkan nilai-nilai Pancasila dalam kurikulum pendidikan, tolak dan lawan organisasi radikal yang anti-Pancasila, serta usut tuntas semua kasus korupsi tanpa pandang bulu.

Terkait dengan lokasi demo di depan rumah SBY, Septian mengatakan tak ada niat untuk menyerang. Pemilihan rumah SBY di Mega Kuningan dinilai paling bisa menarik perhatian. "Jadi kami namanya kaum intelektual berpikir dengan kegiatan sebesar ini bagaimana agar menjadi pusat perhatian. Ini istilahnya nyeleneh-nyelenehnya anak muda," kata Septian.

Aksi itu juga, kata Septian, adalah puncak dari jambore yang digelar sejak hari Sabtu, 5 Februari 2017. Septian mengklaim seluruh peserta aksi yang berjumlah kurang lebih 3.000 orang berangkat ke rumah SBY. Namun aksi itu dibubarkan sebelum massa seluruhnya terkumpul. Polisi membubarkan aksi itu karena tidak membuat pemberitahuan sebelumnya.

Septian menyanggah keras anggapan bahwa ada aktor politik di balik aksi mereka. Septian menyangkal demo itu dimotori Adian Napitupulu. Nama politikus Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan itu disebut-sebut terlibat dalam aksi tersebut. "Sehebat apa Adian Napitupulu bisa menggerakkan 3.000 isi kepala mahasiswa yang notabene adalah kaum intelektual. Sakti banget dia. Enggaklah," kata Septian.

Ia justru menyayangkan adanya tuduhan kepada para mahasiswa itu. "Aneh elite-elite politik kita. Mendiskreditkan peran mahasiswa banget," kata dia.

Kemarin, publik diramaikan dengan adanya aksi ratusan mahasiswa di dekat kediaman SBY di Jalan Mega Kuningan Timur VI, Setiabudi, Jakarta Selatan. SBY langsung bercuit di akun Twitter pribadinya dan mengatakan ada agitator dan provokator di balik aksi mahasiswa tersebut.