Tampilkan postingan dengan label Indonesia. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Indonesia. Tampilkan semua postingan

Tak Kunjung Jernih, Sandi Salahkan Warga Beri Nama Kali Item


Wakil Gubernur DKI Jakarta Sandiaga Uno mengimbau warga yang menamai Sungai Sentiong di Kemayoran Jakarta Utara dengan sebutan Kali Item. Sandi berujar nama tersebut membuat sungai yang berada di sekitar Wisma Atlet itu jadi benar-benar hitam dan tak kunjung jernih.

"Makanya kalau masih nama jangan sembarangan, karena nama adalah doa. Disebut Kali Item ya makanya kalinya item," ujar Sandi saat ditemui di Balai Kota Jakarta, Selasa (24/7).

Sandi pun mengakui upaya Pemprov DKI menjernihkan dan menghilangkan bau dari Kali Item jelang Asian Games 2018 digelar belum membuahkan hasil positif.

Selain memasang kain waring dengan total anggaran Rp580 juta, Pemprov DKI juga memasang aerator dan teknologi nanobubble.

"Saya sudah berkoordinasi dengan penyedia nano bubble, ini bagus tapi kurang unitnya. Kita maksimalkan ke depan. Kita bekerja ke depan agar kali Sentiong dalam kondisi baik," ucapnya.

Kepala Dinas Sumber Daya Air DKI Jakarta Teguh Hendarwan menyebut kedua teknologi itu bekerja mirip dengan sirkulasi udara di akuarium. 

"Dengan penggunaan nano bubble dan juga aerator itu kan untuk mengeluarkan oksigen yang di dalam sehingga biota-biota itu tidak berbau," ucap Teguh di Balai Kota Jakarta, Selasa (24/7).

Untuk mengakali upaya yang belum menuai hasil maksimal, Pemprov DKI akan menambah jumlah unit aerator dan nano bubble.

Sebelumnya, kondisi Kali Item yang kotor dan bau menuai kritik dari media asing. Meski sudah dilakukan sejumlah usaha untuk menetralisir bau yang keluar dari sungai itu, namun hingga saat ini Kali Item masih berbau tak sedap. 

Terkait hal tersebut, Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan menyebut bahwa tanggung jawab pembersihan Kali Item tak bisa sepenuhnya menjadi beban pemerintahannya. Sebab, sungai tersebut sudah tercemar sejak tahun-tahun lalu. (eks)

Sandiaga Klaim Penataan Baru Tanah Abang Kurangi Kemacetan


Wakil Gubernur DKI Jakarta Sandiaga Uno mengungkapkan kemacetan di kawasan Tanah Abang berkurang sejak penataan baru yang telah diterapkan.

Dalam data yang dipaparkan dari Jakarta Smart City tersebut, tercatat ada penurunan laporan kemacetan.

"Ada penurunan dari laporan kemacetan," ujar Sandi saat persentasi di hadapan awak media di Ruang Pantau Jakarta Smart City, Balai Kota, Jumat 29 Desember 2017.

Dalam persentasinya dihadapan awak media, Sandi menunjukkan foto sebelum dan sesudah penataan Jalan Jatibaru Raya, depan Stasiun Tanah Abang.

Foto di sebelah kiri menunjukkan kesemrawutan Tanah Abang saat angkutan umum masih bisa melintas di depan Stasiun Tanah Abang. Sedangkan gambar di sebelah kanan menampilkan Jalan Jatibaru Raya dihiasi barisan tenda merah dan biru serta bersih dari kendaraan selain Transjakarta.

"Ini pola penataan yang sebenarnya bukan penutupan tapi ini adalah rekayasa lalu lintas. Yang jadi dasar pemikiran kita adalah bahwa ini rekayasa lalu lintas yang mirip car free day atau pembatasan ganjil genap dan sebagainya," tutur Sandi.

Data yang merupakan pengembangan dari laporan kemacetan Jakarta di aplikasi Waze itu menampilkan penurunan kemacetan sebanyak 56 persen. Namun Sandi mengaku data tersebut belum valid. Hal ini dikarenakan data diambil saat masa liburan sekolah.

"Jadi untuk yang mendukung di sosmed yang mendukung bahwa langkah brilian Anies-Sandi, jangan senang dulu. Jangan euforia dulu," pesan Sandi.

Sandiaga: Uang dan Sistemnya Ada, Mestinya KJP Nggak Ada Masalah


SpecialisMovie | Nonton Film Movie Online Baru Bersubtitle Indonesia - Wakil Gubernur DKI Jakarta Sandiaga Uno menyampaikan pihkanya sudah menginstruksikan Kepala Dinas Pendidikan DKI Jakarta, Sopan Adrianto, untuk lebih tanggap menangani permasalahan Kartu Jakarta Pintar (KJP).

"Sudah disampaikan kalau ada aduan, tolong adukan segera. Sudah diberikan instruksi khusus ke pak dinas pendidikan (Sopan Adrianto) untuk "jemput bola". Jangan nunggu laporan, tapi periksa semua bagian dari sistem," tegas Sandiaga di kawasan Masjid Istiqlal, Jakarta Pusat, Minggu (10 /12 /2017).

Menurut dia, seharusnya tidak ada lagi masalah terkait penyaluran KJP karena dananya sudah tersedia dan sistemnya juga telah dibuat.

BACA JUGA :


"Mestinya nggak ada pengurangan atau hambatan dari penyaluran KJP. Uangnya ada, sistemnya sudah ada, Bank DKI sudah on board. Mestinya nggak ada masalah," ucapnya.

Namun Sandiaga kembali menegaskan akan kembali memeriksa secara keseluruhan terkait permasalahan KJP tersebut

"Tapi kita akan lihat dulu apakah ini (masalah) sistem atau apa. Kita lihat secara menyeluruh," ujar dia.

Panitia Sebut Rizieq Shihab Akan Berceramah di Reuni 212


Ketua Panitia Misbahul Anam menyebut, aksi reuni 212 akan dihadiri oleh pimpinan Front Pembela Islam (FPI) Rizieq Shihab. Misbahul mengatakan Rizieq akan memberikan ceramah dalam aksi tersebut.

"Nanti akan ada sambutan beliau, kita akan dengarkan ceramah beliau. Kita dengarkan saja nanti hari Sabtu, kita akan dengarkan ceramah Habib Rizieq di Monas," ujar dia di Cempaka Putih, Jakarta Pusat, Jumat (1/12/2017).

Misbahul tak mau memastikan kehadiran Rizieq secara fisik di antara aksi yang dia klaim akan dihadiri 300 ormas itu.

"Kita lihat saja nanti. Kemungkinan teleconference ada, kemungkinan rekaman ada, dunia serba mungkin. Kalau saya disuruh memastikan, berarti saya Tuhan dong? Kepastian hanya punya Allah," kata dia.

Menurut Misbahul, posisi Rizieq kini masih berada di Arab Saudi. "Tinggal penerbangan saja," terang dia.

Menurutnya, Rizieq sudah memberi pesan agar umat Islam bisa hadir di aksi tersebut sebagai bentuk napak tilas dari aksi tahun lalu yang dia klaim sebagai kesuksesan.

"Intinya tetap mendorong umat untuk hadir, aksi ini aksi damai, aksi kebhinekaan, aksi yang tidak arogansi, sebagaimana aksi 212 setahun lalu, bersih, nyaman, damai," kata Misbahul.

Ketua DPD Golkar: Kepala Setya Novanto Masih Benjol


Ketua DPD I Partai Golkar Nusa Tenggara Timur, Melki Laka Lena, mengaku sempat menjenguk Setya Novanto di Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo (RSCM). Menurutnya, kondisi Setya Novanto saat itu cukup buruk.

"Saya ketemu Pak Novanto dan istrinya, saya lihat kepala sebelah kiri memang ada bengkak atau benjol," ujar Melki dalam sebuah diskusi bertema "Dramaturgi Setya Novanto" di Warung Daun, Cikini, Jakarta Pusat, Sabtu (18/11/2017).

Dia bercerita, kala itu banyak penyidik Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) yang berjaga di sekitar ruang perawatan Setya Novanto. "Saya ke RSCM, cukup banyak penyidik KPK di atas, belasan orang saya kira. Di sana saya ketemu Pak Novanto dan istrinya," ucapnya.

Menurut Melki, kondisi Setya Novanto masih sangat lemah sehingga belum bisa berkomunikasi. M"Ya matanya sudah terbuka, cuma masih lemah jadi belum bisa berkomunikasi banyak, ya ada progreslah. Kalau hasil MRI dan CT Scan tentu masih kita tunggu dari RSCM," kata dia.

Meski begitu, Melki enggan menceritakan lebih jauh soal kecelakaan yang dialami Setya Novanto. Ia menyerahkannya kepada aparat kepolisian.

"Ya biarlah kepolisian yang menerangkan, kan itu ranah mereka, kesehatan kan sudah ada RSCM, kalau hukum ya sudah ada KPK, untuk politik baru Golkar bisa masuk. Namun dari awal kita sudah tegaskan bahwa dari awal ini urusan pribadi Pak Novanto, bukan Golkar sebagai partai," ucap Melki.

BNN: Permintaan Narkoba di Indonesia Meningkat Tiap Tahun


Badan Narkotika Nasional (BNN) mengungkapkan, permintaan narkoba di Indonesia masih tinggi. Hal ini terbukti dari data tiap tahun yang meningkat.

"Demand atau permintaan di sini data kami 2014 ada 4,1 juta orang, dan 2016 ada 5,1 juta orang. Mungkin ini yang terbesar di Asia," ungkap Kabag Humas BNN, Kombes Sulistriandriatmoko dalam forum diskusi di Melawai, Jakarta Selatan, Selasa (14/11/2017).

BNN menilai, terus meningkatnya data tersebut diakibatkan penindakan hukum yang terbilang lemah, bila dibanding negara tetangga seperti Malaysia dan Singapura.

"Di sana pengguna saja bisa digantung, karena undang-undang mereka mengatur itu. Kalau di Indonesia, menyelundupkan ton-tonan saja tidak langsung dieksekusi, mereka masih bisa bekerja di Lapas," ujar Sulis.

Dia menjelaskan, peredaran narkoba di Indonesia sudah sangat mengkhawatirkan. Dia pun menggambarkan, hanya 20 persen dari jumlah narkoba yang berhasil disita dari yang beredar di seluruh dunia.

"Jadi kalau Polda Metro Jaya pernah tangkap penyelundupan narkotika 1 ton, pada saat yang sama 4 ton itu beredar di tengah masyarakat kita," kata Sulis.