Ingin Foto Bareng Ahok, Warga Harus Penuhi Syarat Ini

Karangan bunga untuk gubernur dan wakil gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok - Djarot Saiful Hidayat terus membanjiri Balai Kota.

"Sampai pukul 10.15 WIB tercatat 4.007, tetapi hingga sore ini ada kenaikan 199. Jadi total 4.206 karangan bunga," ucap Kabiro Kepala Daerah dan Kerjasama Luar DKI Jakarta Mawardi di Balai Kota, Jakarta Pusat, Jumat (28/4/2017).

Selain karangan bunga yang memenuhi halaman kantor Ahok - Djarot, ribuan warga juga memadati Balai Kota. Mereka rela mengantre untuk berfoto bareng mantan Bupati Belitung Timur itu.

Menurut​ Mawardi, sudah ada dua sesi foto bersama Ahok, yaitu pagi dan siang. Ada ribuan orang yang mengantre ingin mengabadikan kenangan bersama pria asal Bangka Belitung itu.

"Pagi saja sudah mencapai 1.857, dan untuk sesi kedua itu tadi sudah 654. Jadi total untuk foto bersama Pak Ahok hari ini berjumlah 2.511 warga," kata dia.

Mawardi menyebutkan data tersebut dihimpun dari nomor antrean yang diberikan kepada setiap warga, sebelum mereka foto bareng Ahok - Djarot.

"Ini supaya lebih tertib, lebih nyaman saat mau difoto dan supaya tidak gaduh. Selain itu, stempel 'Foto' untuk mereka berguna sebagai tanda, agar tidak ikut foto kembali, soalnya banyak antrean," Mawardi menandaskan.

Ahok: Program Gubernur Selanjutnya Tinggal Nyontek Aja


Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok mengatakan program gubernur selanjutnya tidak ada yang baru.

"Saya kira enggak bisa komentar, tinggal nyontek saja. Sudah kita lakukan semua," kata Ahok di Balai Kota, Jakarta Pusat, Kamis (27/4/2017).

Menurut Ahok, beberapa program dari pasangan terpilih versi hitung cepat Anies Baswedan dan Sandiaga Uno tidak ada yang baru. "Lagi pula saat waktu debat, visi misi program juga enggak ada yang baru. Semua tinggal ikut saja," ujar dia.

Mantan Bupati Belitung Timur ini membandingkan beberapa program Anies - Sandi dengan program yang telah dikerjakan Pemprov DKI Jakarta.

Misalnya terkait Kartu Jakarta Pintar. Pihaknya menerapkan sistem KJP online dengan menggunakan ATM, sehingga transaksi yang dilakukan pemegang KJP bisa diketahui. Hal berbeda ditawarkan pasangan Anies - Sandi. Mereka menawarkan KJP yang bisa tarik kontan.

"(Jika kontan) kita enggak bisa membaca anak-anak penerima KJP. Nanti disalahgunakan orangtuanya enggak?" tanyaAhok.

Ahok beralasan sistem KJP yang diberlakukan saat ini akan melatih anak-anak untuk lebih menggunakan KJP sebaik mungkin. "Satu bulan cuma boleh Rp 100 ribu, jadi mereka paham kapan mulai belanja gede-gedeannya. Kapan dibuka, lepas semua tabungannya Juni, waktu liburan sekolah," tutur Ahok.

Cerita Pengirim Karangan Bunga untuk Ahok-Djarot


Mega Lay Eunike dan teman-temannya alumni SMK Akuntasi Ketapang Jakarta Pusat mendengar berita banyak karangan bunga untuk Ahok dan Djarot. Setelah berdiskusi, mereka pun sepakat mengirimkan karangan bunga sebagai bentuk ucapan terima kasih kepada pemimpin DKI Jakarta ini.

"Ini (karangan bunga) inisiatif teman-teman alumni sekolah saya di SMK Ketapang Akuntansi Angkatan 1999-2002. Kita semua kagum sama Pak Ahok dan Pak Djarot dan kita mau mengapresiasi hasil kerja keras mereka selama ini," papar Mega ke Health-Liputan6.com lewat pesan singkat pada Rabu (26/4/2017).

Mega pribadi yang lahir dan besar di Jakarta mengatakan, sebenarnya ingin mengungkapkan banyak terima kasih ke Ahok dan Djarot. Aneka perubahan yang lebih baik dapat Mega lihat dan rasakan selama kepemimpinan pasangan Ahok-Djarot. "Jakarta jadi lebih nyaman dan indah. Saya tahu semrawutnya Jakarta sebelumnya seperti apa," imbuh Mega.

Karangan bunga dari SMK Ketapang Akuntasi Angkatan 1999-2002 sudah berdiri tegak di halaman Balai Kota DKI Jakarta bersama ribuan karangan bunga lainnya.

Liputan6.com pun berkesempatan bertemu dengan pengirim bunga untuk Ahok bernama Yanti dari Cengkareng, Jakarta Barat. Bersama dengan saudara-saudaranya dia hendak menyerahkan sebuket bunga mawar merah dan putih besar untuk gubernur DKI Jakarta itu. "Bangga punya gubernur seperti dia. Bersih, jujur dan membela rakyat," cerita Yanti.

Yanti melihat selama masa kepimpinan Ahok kerjanya terlihat nyata. Mulai dari pembangunan jalan, mengatasi banjir, rusunawa yang terpelihara, hingga munculnya Ruang Publik Terpadu Ramah Anak (RPTRA) di beberapa titik di DKI Jakarta.

Harga yang dikeluarkan untuk membeli karangan bunga tentu tidak sedikit. Namun, baginya itu tidak seberapa dibandingkan kinerja Ahok didampingi Djarot yang cemerlang.

Ahok Minta Polisi Tindak Preman Parkir Kalijodo


Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok mengaku geram mengetahui maraknya parkir liar di Ruang Publik Terpadu Ramah Anak (RPTRA) di Kalijodo, Jakarta Barat.

Menurutnya, kembalinya para preman ke Kalijodo lantaran banyak pihak merasa Ahok sudah bukan Gubernur DKI lagi usai kalah dalam Pilkada DKI 2017.

"Orang merasa gubernur sudah kalah, sudah hilang (jabatan) gubernur dia pikir. Masih sampai Oktober kok saya, masih sampai 7 Oktober. Masih 5 bulan saya kerja," kata Ahok di Balai Kota, Selasa (25/2017).

Ahok menegaskan akan meminta kepolisian menindak tegas oknum yang meminta pungutan liar kepada pengunjung Kalijodo. "Masalahnya mereka kurang ajar saja. Preman, dia pikir saya sudah enggak bisa tindak dia. Makanya saya mau minta kepolisian tindak. Dia merasa kita sudah bukan gubernur lagi kan?" ujarnya.

Untuk mencegah parkir liar semakin marak, Ahok akan membangun gerbang satu arah dan menghilangkan parkir meter. "Saya sudah minta dishub, diubah aja. Dicopot  nih parkir meter, itu kan juga sudah satu jalan, kita ubah aja jadi gate. Jadi pengamanan lebih gampang, pakai pintu aja," tegas Ahok.

Selain parkir liar, Ahok juga akan menertibkan Pedagang Kaki Lima (PKL) di Kalijodo. "PKL sudah kita tata cuma nyerbu lagi kan, nambah lagi kan, ya engga bisa. Kalau gitu engga bisa," ujar Ahok.

‎Jenguk Julia Perez, Ahok Sampaikan Pesan Sayang


SpecialisMovie | Nonton Film Movie Online Baru Bersubtitle Indonesia - Gubernur DKI Jakarta, Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) datang menjenguk Julia Perez. Selama 30 menit bertemu Julia Perez, Ahok pun menceritakan sedikit keadaan pelantun lagu "Belah Duren" tersebut.

"Tadi sih dia (Jupe) buka mata. Cuma ngomongnya tuh agak susah. Cerita sama dia, dia senyum," ujar Ahok di Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo (RSCM), Salemba, Jakarta Pusat, Sabtu (22/4/2017).

Selain itu, Ahok juga menyampaikan pesan sayang kepada Julia Perez. ‎Ia mengingatkan kepada janda Gaston Castano itu bahwa masih banyak orang yang sayang kepadanya.

"Ya saya sampaikan ke Jupe, kamu harus tahu banyak orang yang sayang kamu, Tuhan juga sayang," tutur mantan Bupati Belitung Timur tersebut.

Begitu pun soal biaya, kata Ahok, Julia Perez kini hanya perlu fokus untuk kesembuhannya saja. "Enggak usah dikhawatirkan (biaya) atau apa, teman-teman kan juga mengumpulkan (penggalangan dana)," kata Ahok. (Ras)‎.

BACA JUGA :

Golkar DKI Sebut Kemenangan Anies - Sandi Kehendak Rakyat


Pasangan Cagub dan Cawagub DKI Jakarta Anies Baswedan - Sandiaga Uno unggul dari pasangan Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok-Djarot Saiful Hidayat dalam hitung cepat Pilkada DKI 2017 putaran kedua.

Partai Golkar DKI Jakarta sebagai pengusung Ahok-Djarot menyerahkan hasil Pilkada DKI 2017 kepada KPU.

"Kita menyerahkan hasilnya pada kehendak rakyat. Rakyat Jakarta sudah menentukan pilihannya pada hari ini. Partai Golkar DKI Jakarta mengucapkan selamat kepada saudara Anies Baswedan dan Sandiaga Uno yang memenangkan pemilihan gubernur Jakarta 2017," ujar Ketua DPD Golkar DKI Jakarta Fayakhun Andriadi dalam konferensi pers di kantor DPD Golkar DKI Jakarta, Cikini, Jakarta Pusat, Rabu (19/4/2017).

Ia menuturkan, kemenangan Anies-Sandi diharapkan dapat mewujudkan persatuan rakyat Ibu Kota ke depan. Segala batas dan perbedaan pendapat yang terjadi selama kampanye diharapkan dapat dilebur, untuk ke depannya membangun kerja sama mewujudkan Jakarta yang lebih baik.

"Semoga kemenangan paslon nomor tiga dan para pendukungnya benar-benar akan menjadi kemenangan warga Jakarta tanpa terkecuali dan secara keseluruhan, segala batas yang tanpa sengaja terbentuk selama proses pilgub ini semoga segera lebur, ikhlas," tutur dia.

Fayakhun mengingatkan, yang perlu diwujudkan saat ini adalah kerja sama semua warga DKI Jakarta dalam mewujudkan Jakarta yang modern, tertata rapi dan meningkatkan kesejahteraan bagi warga DKI Jakarta.

"Kepada saudara Ahok dan Djarot, Partai Golkar DKI menyampaikan penghargaan yang setinggi-tingginya atas upaya kerja keras tanpa mengenal lelah yang dilakukan selama ini untuk mewujudkan Jakarta yang lebih baik," ujar Fayakhun.

Ahok: Saya Enggak Suka Tuh Bagi-Bagi Sembako


Sekretaris Tim Pemenangan Basuki Tjahaja Purnama-Djarot Saiful Hidayat (Ahok-Djarot), TB Ace Hasan Syadzily menegaskan, pihaknya tidak pernah memiliki program pembagian sembako.

"Oleh karena itu, jika ada pihak-pihak yang melakukan pembagian sembako, itu di luar tanggung jawab Tim Pemenangan secara resmi," kata Ace di Jakarta.

Penegasan Ace tersebut untuk mengklarifikasi pemberitaan yang beredar mengenai adanya aksi bagi-bagi kebutuhan bahan pokok murah atau sembilan bahan pokok (sembako) sebagaimana disebutkan Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu) DKI Jakarta.

Sebelumnya, Badan Pengawas Pemilihan Umum (Bawaslu) DKI Jakarta meneliti laporan Tim Anies-Sandi mengenai dugaan pelanggaran kampanye oleh Tim Ahok-Djarot dalam pembagian sembako murah di Kampung Sumur, Klender, Jakarta Timur. "Sedang ditangani Panitia Pengawas (Panwas) Pemilu Jakarta Timur. Dugaan itu mengarah pada modus politik uang," ujar Ketua Badan Pengawas Pemilihan Umum DKI Jakarta, Mimah Susanti.

Menurut Ace, pemeriksaan oleh Bawaslu terhadap pihak yang diduga membagikan sembako murah tidak serta merta bisa dituduhkan kepada Tim Pemenangan Ahok-Djarot. Apalagi, sejak awal dalam kampanye pasangan Ahok-Djarot memang mengandalkan program kerja nyata yang sudah dilakukan dan apa yang ke depan dilakukan perbaikan-perbaikan.

Jadi, kata dia, sama sekali tidak ada upaya dan keinginan untuk melakukan politik uang, termasuk dengan pembagian sembako. "Kalau kemudian di lapangan ada yang melakukan itu, kami tegaskan, itu di luar tanggung jawab dari Tim Pemenangan Ahok-Djarot," ujar Ace.

Calon Gubernur DKI Jkarta nomor urut dua, Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok saat dikonfirmasi mengenai polemik sembako, menegaskan bahwa dirinya tak pernah membagi-bagikan bahan pokok atau menggelar bakti sosial (baksos) ketika pemilihan kepala daerah.

“Saya enggak pernah lakukan yang begitu-begitu (bagi-bagi sembako). Saya enggak suka tuh bagi-bagi sembako, baksos (bakti sosial) saja saya enggak pernah lakukan. Tapi di dalam peraturan KPU ( Komisi Pemilihan Umum), paslon (pasangan calon) kasih hadiah senilai masih di bawah Rp 25.000 itu boleh (diperbolehkan), itu ada aturan KPU-nya," kata Ahok.” kata Ahok di kawasan Kota Tua, Jakarta Barat.

Adapun aturan yang dimaksud Ahok adalah Pasal 26 ayat 3 Peraturan KPU Nomor 7 tahun 2015 tentang Kampanye. Setiap bahan kampanye sebagaimana dimaksud pada ayat 1, apabila dikonversikan dalam bentuk uang nilainya paling tinggi Rp 25.000. Pada ayat 1, yaitu bahan kampanye selain yang difasilitasi oleh KPU dimaksud meliputi; kaus, topi, mug, kalender, kartu nama, pin, ballpoint, payung, dan/atau stiker paling besar ukuran 10 cm x 5 cm.

Untuk memastikan hal seperti itu tidak terulang, Ace mengimbau pendukung Ahok-Djarot atau siapa pun yang ingin membantu pemenangan pasangan nomor urut dua di Pilgub DKI Jakarta itu untuk tidak melakukan hal-hal yang di luar ketentuan dan program yang telah diputuskan secara resmi Tim Pemenangan Ahok-Djarot.

“Kita cukup menunjukkan bagaimana kinerja Ahok-Djarot dalam kepemimpinannya, bagaimana komitmen mewujudkan pemerintahan yang bersih,” ujar Ace.

Ahok Target Revitalisasi Kota Tua Selesai 5 Tahun


Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok mengatakan, program revitalisasi Kota Tua sudah lama masuk dalam sasaran pembenahan Kota Jakarta. Namun, kata Ahok, dalam setiap proses lelang yang dilempar ke konsorsium selalu menyebutkan, revitalisasi Kota Tua memakan waktu 20 tahun.

"Zaman Pak Jokowi Gubernur kita sudah ingin sekali revitalisasi ini (kota tua). Kita butuh waktu tapi saya tidak setuju kalau konsorsium waktu ngomong ini butuh 20 sampai 30 tahun beresin kota tua. Lima tahun harus selesai," kata Ahok di Gedung Seni Rupa dan Keramik, Kota Tua, Jakarta, Minggu (16/4/2017).

Ahok pun mengapresiasi langkah konsorsium dari swasta saat ini yang diklaim mampu lebih cepat merevitalisasi Kota Tua.

"Saya kira ini hari udah lebih ketemu timnya. Kita mulai sudah dari beberapa waktu lalu. Ide kaya orang kampung aja bikin rumah. Kalau enggak punya duit, rumahnya ditutup dulu. Pak Jokowi dan saya mintanya waktu itu sederhana sekali cuma minta rapihin (akses) keluarnya dulu dah. Kalau luarnya rapih, dalamnya juga pasti diidamkan," beber Ahok.

Ketua Kelompok Kerja (Pokja) Percepatan 10 Destinasi Pariwisata Hiramsyah mengatakan revitalisasi Kota Tua mampu mendongkrak pertumbuhan ekonomi. Dia melanjutkan, saat ini adalah waktu terbaik untuk menyelesaikan revitalisasi kota tua sampai 5 tahun mendatang.

"Karena pada waktu kita ingin merevitalisasi, kemampuan pemerintah itu sangat terbatas. Padahal, penyumbang devisa keempat itu dari sektor pariwisata," ujar dia.

Hiramsyah menambahkan, pada 2019 diperkirakan pariwisata bisa menjadi nomor satu penyumbang devisa. Dia menuturkan, rata-rata devisa dari pariwisata terus meningkat. Dalam setiap tahunnya terjadi pertumbuhan 10 persen.

"Faktanya ibu kota negara biasanya menjadi destinasi wisata wisatawan mancanegara. Ada satu peluang besar untuk menjadikan Jakarta sebagai daya tarik. Salah satu magnetnya itu Kota Tua. Secara arsitektur Kota Tua memiliki potensi besar," imbuh dia.

Pantauan Liputan6.com di lokasi, kick off revitalisasi wisata Kota Tua diawali dengan pengecatan Gedung Kerta Niaga. Ahok dan beberapa perwakilan konsorsium juga membubuhkan harapan di spanduk yang ada di Gedung itu.

Para pengunjung Kota Tua yang melihat Ahok pun langsung berlarian untuk sekadar menyapa atau berselfie dengan orang nomor 1 di Jakarta itu.

Ahok - Djarot Aktif Kembali Jadi Gubernur dan Wakil Gubernur DKI


SpecialisMovie | Nonton Film Movie Online Baru Bersubtitle Indonesia - Pelaksana Tugas (Plt) Gubernur DKI Jakarta Sumarsono sore ini menyerahkan nota pengantar tugas dan laporan kerjanya kepada Basuki Tjahaja Purnama-Djarot Saiful Hidayat atau atau Ahok-Djarot. Dalam sambutannya, Sumarsono menyampaikan sejumlah tugas yang telah dikerjakan.

"Sejumlah tugas yang diamanatkan telah saya kerjakan, seperti revitalisasi Lapangan Banteng, Jakarta Creative Hub, memastikan LRT, MRT, dan lain sebagainya," ujar pria yang karib disapa Soni ini di Balaikota Jakarta, Sabtu (15/4/2017).

Tak hanya itu, ia juga menyampaikan pembangunan fly over yang agak sedikit macet sudah berhasil diselesaikannya selama 1,5 bulan.

"Fly over juga, jadi jalanan agak sedikit macet, 1,5 bulan saya kerjakan, mudah-mudahan Pak Ahok - Djarot masuk langsung jalan lagi, jangan terhenti," jelas Sumarsono.


Welcome to Situs Resmi Judi Poker Domino Online Terpercaya
Minimal Deposit & Withdraw Rp. 25.000
Pendaftaran ------>> https://goo.gl/sv3sLC

Dalam sambutannya, Ahok menyampaikan rasa terima kasihnya karena kerja Sumarsono yang begitu cepat selama 1,5 bulan menggantikan dirinya dan Djarot selama menjalani masa cuti kampanye.

"Kami berdua sampaikan banyak terima kasih. Kami bersyukur Pak Sumarsono dipilih (menggantikan saya) di putaran kedua. Jadi terasa kerja cepat, beda waktu putaran pertama lambat karena pengenalan," kata Ahok.

Mantan Bupati Belitung Timur ini menilai kerja Sumarsono pada putaran kedua Pilkada lebih baik dari pada putaran pertama. Hal itu terlihat dari peresmian Masjid KH Hasyim Asy'ari di Daan Mogot dan revitalisasi Lapangan Banteng.

"Cepat sekali, ini meringankan pekerjaan kami," jelas Ahok.

Usai menyampaikan sambutan, Sumarsono pun menyerahkan nota pengantar tugas dan hasil kerjanya kepada Ahok-Djarot. Ketiganya pun bersalaman sambil berfoto bersama. Dengan begitu, mulai Minggu 16 April besok, Ahok - Djarot kembali duduk sebagai Gubernur dan Wakil Gubernur (Wagub) DKI setelah menjalani masa cuti kampanye.

BACA JUGA :

Dukung Ahok - Djarot, Komedian Ini Rela Jadi Tukang Parkir


Komedian Roni Immanuel turut meramaikan nonton bareng (nobar) Final Debat Pilkada DKI 2017 para pendukung Ahok - Djarot yang diadakan di Kantor DPP Nasdem, Menteng, Jakarta Pusat. Komika yang akrab disapa Mongol ini merasa sangat yakin, pasangan petahana itu akan menang di Pilkada DKI putaran kedua.

"Gue yakin, besok nomor dua pasti menang. Gue mikirnya pasti menang. Saya tidak mau pakai seandainya (tidak menang)," kata Mongol, Rabu, 12 April 2017, malam.

Mongol mengatakan, keyakinannya terhadap kemenangan Ahok-Djarot sudah dia rasakan saat memutuskan mendukung pasangan Basuki Tjahaja Purnama dan Djarot Saiful Hidayat itu pada Pilkada DKI 2017 putaran pertama.

"Saat gue buat keputusan bahwa gue dukung pasangan nomor dua, berarti gue yakin (menang). Kalau nantinya tidak menang, ya enggak apa-apa. Segala sesuatunya kehendak Tuhan. Keyakinan itu yang saya pegang," pungkas Mongol.

Berdasarkan pantauan Liputan6.com, komedian Mongol turut meramaikan nobar tersebut debat Pilkada DKI 2017.

Sebagai bentuk dukungan kepada pasangan Ahok-Djarot, Mongol rela menjadi "tukang parkir" di sekitaran DPP Nasdem. Mongol juga memakai baju kotak-kotak khas pendukung pasangan petahana itu.

Anies dan Ahok Akhiri Debat dengan Minta Maaf


SpecialisMovie | Nonton Film Movie Online Baru Bersubtitle Indonesia - Debat pamungkas Pilkada DKI putaran dua diakhiri dengan permohonan maaf dari kedua calon gubernur. Cagub Anies Bawedan menyatakan, pihaknya mohon maaf jika selama tahapan pilkada ada yang keliru. "Bila ada keliru mohon maaf," ujar Anies di Hotel Bidakara Jakarta, Selasa (12/4/2017).

Anies mengaku siap merangkul semua pihak, termasuk calon kalah di Pilkada, untuk kerja sama jika nanti terpilih sebagai gubernur DKI Jakarta.

"Kita rangkul semuanya, termasuk kepada mantan lawan pilkada. Mantan lawan, sebagai warga negara, akan kita hormati," ujar Anies.

Permohonan maaf juga dilontarkan cagub petahana Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok. Dia mengatakan, pihaknya terkadang terkesan meledek pasangan calon lain dengan beberan data hasil kerja sebagai incumbent.

"Tidak sama sekali. Itu semua karena kita adalah petahana. Jadi kita sehari-hari sudah melakukan semua yang diperbincangkan," ujar dia.


Welcome to Situs Resmi Judi Poker Domino Online Terpercaya
Minimal Deposit & Withdraw Rp. 25.000
Pendaftaran ------>> https://goo.gl/sv3sLC

Ahok pun meminta maaf jika langkahnya tersebut menyinggung. "Mohon maaf. Semoga kita bisa melihat Jakarta baru," ujar Ahok.

Debat Pilkada DKI 2017 putaran kedua hanya dilakukan satu kali. Pilkada DKI putaran kedua menyisakan dua pasangan calon, yakni Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok - Djarot Saiful Hidayat dan Anies Baswedan - Sandiaga Uno.

Di Pilkada DKI putaran pertama, pasangan Ahok-Djarot menjadi pemenang dengan peraihan suara 42,96 persen, sementara Anies-Sandi 39,97 persen. Mereka unggul dari pasangan Agus Harimurti Yudhoyono-Sylviana Murni, yang mendapat 17,06 persen.

Acara debat digelar di Hotel Bidakara, Jakarta. KPU DKI kembali menunjuk Ira Koesno sebagai moderator. Dalam debat ini, KPU DKI melibatkan masyarakat untuk juga menyampaikan pertanyaan.

BACA JUGA :

Merebut Hati Warga Jakarta di Debat Pamungkas


Komisi Pemilihan Umum (KPU) DKI Jakarta akan menyelenggarakan debat Pilkada DKI putaran dua pada 12 April 2017. KPU DKI telah menyiapkan tema umum pada debat tersebut, yaitu "Dari Masyarakat untuk Jakarta" dengan tema besar kesenjangan dan keadilan sosial, penegakan hukum, dan bonus demografi.

Debat pada Pilkada DKI putaran dua hanya dilakukan satu kali. Debat dibagi menjadi tiga bagian dengan durasi 120 menit. Yang baru dalam debat kali ini adalah dilibatkannya partisipasi masyarakat secara langsung. KPU DKI akan mengundang kelompok masyarakat yang bisa bertanya langsung pada pasangan calon.

Ketua KPU DKI Jakarta Sumarno menyatakan tim independen KPU DKI akan menyeleksi siapa masyarakat yang diundang pada debat Pilkada DKI putaran dua. "Tentunya, mereka adalah yang tidak terafiliasi oleh timses mana pun. Pertanyaan yang diajukan adalah pertanyaan yang sudah tersaring," terang Sumarno.

Paguyuban Perantau Nusantara Ikrarkan Dukung Ahok - Djarot


Para perantau yang terhimpun dalam Paguyuban Perantau Nusantara (Papernusa) mendeklarasikan dukungan penuh kepada pasangan Basuki Tjahaja Purnama -Djarot Saiful Hidayat (Ahok-Djarot) Pilkada DKI Jakarta putaran kedua 19 April 2017.

Deklarasi dukungan yang diikrarkan di Kantor DPP PDIP tersebut dihadiri Sekjen DPP PDIP Hasto Kristiyanto, Wakil Gubernur petahana DKI Jakarta Djarot Saiful Hidayat, serta pengurus Papernusa. Pembacaan ikrar dipimpin Penasihat Papernusa Taufiqurahman.

"Kami Paguyuban Perantau Nusantara atau Papernas menyatakan dengan sebenar-benarnya siap bekerja keras lahir dan batin untuk kemenangan Ahok Djarot," demikian bunyi ikrar dukungan Papernusa, Minggu (9/4/2017).

Setelah pembacaan dukungan, Ketua Umum Papernusa Agus Wijayanto menyerahkan bendera Papernusa kepada Djarot Saiful Hidayat sebagai simbol kesiapan Papernusa untuk mendukung penuh.

Dalan sambutannya, Djarot mengatakan amanat dari rakyat sekecil apa pun harus diperjuangkan dan diwujudkan dalam program yang nyata. Pemimpin yang amanah juga harus berpijak di atas semua masyarakat tanpa ada diskriminasi.

"Kami sadar dan bertekad, kalau jadi pemimpin tidak boleh bersikap diskriminatif ataupun membeda-bedakan suku, ras, agama, dan golongan karena semua satu rakyat Indonesia," ujar Djarot.

Untuk itu, Djarot berharap Pilkada DKI Jakarta bisa menjadi contoh konkret memilih pemimpin dan pelayan bagi warga Jakarta dengan menghindari mengangkat isu SARA.

"Karena itu, saya meminta Papernusa tetap ikhlas merangkul warga dengan bebas. Tanpa rasa takut dan memilih pemimpin yang benar. Mampu mengangkat harkat martabat warga Jakarta tanpa diskriminasi," jelas Djarot.

Sementara itu, Sekjen DPP PDIP Hasto Kristiyanto mengatakan, dukungan dari Papernusa untuk pasangan Ahok-Djarot sangat penting.

"Jika melihat rekam jejaknya, Pak Djarot selama dua periode menjadi Bupati Blitar dan menjadi pelopor menjalankan prinsip gotong royong dan program bedah rumah buat rakyat miskin. Sebanyak 2.528 rumah rakyat miskin dibangun dengan gotong royong di Blitar," kata Hasto.

Hasto menegaskan, dukungan ini sebagai bentuk Indonesia Raya yang menghargai keanekaragaman. Hasto mengatakan berbagai dukungan yang diberikan kepada pasangan calon nomor dua itu menambah ruang gerak pemenangan bagi paslon Ahok-Djarot.

Kata Djarot soal Tim Hukumnya Laporkan Anies Baswedan ke Polda


Tim pemenangan Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok - Djarot Saiful Hidayat bidang advokasi dan hukum melaporkan Anies Baswedan ke Polda Metro Jaya atas tudingan pencemaran nama baik dan fitnah.

Cawagub Djarot mengaku sudah mengetahui dan menyerahkan kasus tersebut kepada tim kuasa hukumnya.

"Kemarin saya ketemu sama tim hukum minta harus dilaporkan, ya terserah sampeyan, kalau saya sih enggak ngurus," ujar Djarot di Jakarta Timur, Kamis 6 April 2017.

Terkait dugaan Anies manipulasi data yaitu adanya penggusuran di 300 kampung di Jakarta oleh Ahok-Djarot, mantan Wali Kota Blitar ini pun mempertanyakan kebenarannya. Djarot pun merasa tidak perlu melakukan klarifikasi apapun.

"Apa yang harus diklarifikasi? Yang ada saya dapat laporan dari tim pemenangan kalau Pak Anies pernah pidato beberapa kali menyebutkan ada 300 lokasi pemukiman yang akan digusur, mana datanya, di mana tempatnya," kata Djarot.

"Itu sebetulnya yang harus diklarifikasi mana yang harus digusur. Itu kan sifatnya menakut-nakuti rakyat, dimana, tunjukkin," imbuh dia.

Djarot pun meminta agar Anies beserta tim pemenangannya tidak menyebarkan berita yang kebenarannya tak terbukti.

Respons Ahok Disebut Terima Duit Korupsi E-KTP


Gubernur nonaktif DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok menegaskan, tidak pernah menerima aliran dana korupsi E-KTP sepeser pun saat berada di Komisi II DPR RI.

Menanggapi kesaksian mantan anggota DPR dari Fraksi Partai Demokrat Muhammad Nazaruddin, yang mengungkapkan semua anggota Komisi II DPR menerima aliran dana, menurut Ahok pernyataan tersebut bisa saja berisi daftar nama anggota Komisi II, bukan daftar penerima dana.

"Mungkin saja list-nya semua terima. Tapi, kan enggak pernah berani kasih ke aku. Orang gue uang perjalanan dinas aja gue balikin," ucap Ahok di Kawasan Gandaria Seatan, Rabu, 5 April 2017.

Ahok mengaku tidak mengetahui siapa saja anggota Komisi II yang menerima uang korupsi E-KTP.

"Gue enggak tahu. Pasti dong kalau dia bagi ke semua Komisi II, atas nama saja kan. Pasti hitungannya semua komisi," kata Ahok.

Meskipun benar ada pembagian kue E-KTP, ia menegaskan pihak pembagi tidak akan berani memberikan uang E-KTP. "Persoalannya, anggota komisi berani kasih ke gue enggak? Kalo lu kasih gue, pasti gue laporin," tegas Ahok.

"Sekarang lu bayangin, lu temen gue nih. Kita perjalanan dinas tiga hari terus perjalanan dipalsuin lima hari, gue ngamuk-ngamuk, sampai dua hari gue balikin (duit dinas). Lu sebel enggak sama gue? Perjalanan dinas aja enggak gue ambil, duit enggak jelas kasih ke gue. Lu berani enggak kasih ke gue? Kalo gue bocorin?," tambah Ahok.

Kisah Awal Ketertarikan Satu Sama Lain Antara Ahok dan Djarot


Memilih pasangan untuk maju ke Pigub DKI Jakarta, tidaklah sembarangan. Untuk dapat bekerja sama dengan baik, pasangan calon (paslon) cagub dan cawagub haruslah memiliki keterikatan yang baik satu sama lain. Hal tersebut diakui oleh paslon cagub cawagub DKI Jakarta nomor urut dua, Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) dan Djarot Saiful Hidayat.

Dalam sebuah acara Rosi dan Kandidat Pemimpin Jakarta, Rosiana Silalahi, sempat bertanya mengenai alasan calon gubernur DKI Jakarta nomor urut dua, Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) memilih Djarot Saiful Hidayat sebagai pasangan cawagubnya dalam Pilkada DKI Jakarta 2017.

Menjawab pertanyaan tersebut, Ahok mengatakan ketertarikan dirinya terhadap sosok Djarot, berawal dari perjalanan mereka dalam sebuah rombongan ke Tiongkok pada 2006.

“Habis makan malam, kami pulang ke hotel, enggak kelayapan. Begitu pulang belanja juga, kalau (anggota rombongan) yang lain bisa berapa puluh (ribu) US dollar. Ini enggak ada duitnya juga sama kaya saya, belinya yang murah-murah,” kata Ahok dalam acara yang diadakan di Djakarta Theater, Jalan Wahid Hasyim, Jakarta Pusat.

Acara itu sendiri awalnya merupakan acara debat antara pasangan calon cagub cawagub DKI Jakarta 2017. Namun pasangan calon nomor pemilihan tiga, Anies Baswedan dan Sandiaga Uno, tidak hadir ketika acara dimulai.

Kejadian di Tiongkok itu membuat Ahok “jatuh cinta” kepada Djarot. Ahok yakin Djarot merupakan orang yang jujur. Akhirnya, Ahok mengajak Djarot berbicara. “Ini orang jujur, bukan orang yang hidupnya mau cari duit, tapi mau urusin orang,” ujar Ahok.

Setelah itu, giliran Djarot yang bmenceritakan alasan dirinya tertarik dengan ajakan Ahok. Djarot mengatakan awalnya dia tertarik karena Ahok berhasil menang pada Pilkada di Belitung Timur, padahal seperti diketahui, mayoritas penduduk di Belitung Timur beragama Islam.

“Lalu setelah dia jadi, seluruh anggota DPRD ditantang sama dia ketika menolak kebijakan. Aku bilang ‘gila juga ini orang, gila positif. Berani benar orang ini,” ujar Djarot.

Setelah sudah menjadi wakil gubernur mendampingi Ahok untuk membenahi Jakarta, Djarot mengaku dirinya semakin bisa melihat karakter positif yang ada pada diri Ahok. Djarot mengatakan, Ahok memiliki hati yang bersih.

“Hatinya itu bersih. Hatinya itu baik dan peduli kepada rakyat kecil. Jangan dilihat dari suaranya, suara bisa kencang, tapi hatinya ada empati. Dia enggak tega kalau ada orang menderita,” ujar Djarot.

Meski Ahok dikenal kerap berbicara dengan nada tinggi, Djarot mengaku bahwa dirinya memaklumi hal tersebut. Bagi Djarot, pengalam hiduplah yang selama ini membentuk diri Ahok seperti itu.

“Ahok kaya gitu karena dia Sumatera dan orang pantai, makanya suaranya keras. Karena di sana banyak ombak. Kalau orang gunung kan lebih lembut. Saya berharap warga Jakarta memaklumi bila Ahok kerap berbicara ceplas-ceplos dan cenderung kasar,” ujarnya.

Djarot juga menceritakan saat Ahok memberi perhatian khusus kepada anak disabilitas dalam sebuah acara, padahal itu merupakan acara formal. Kejadian itu membuat Djarot yakin bahwa Ahok memiliki hati yang bersih.